China mengatakan pihaknya ‘memperingatkan’ kapal perang AS

Kapal penjelajah peluru kendali kelas Ticonderoga USS Chancellorsville (CG 62) © AFP-WK/ Angkatan Laut AS

USS Chancellorsville “melanggar” perairannya di Laut China Selatan, klaim Beijing

Militer China mengatakan bahwa pasukannya telah “mengikuti dan memperingatkan” kapal penjelajah peluru kendali Amerika USS Chancellorsville setelah mendekati Kepulauan Nansha [juga disebut Spratly] di Laut China Selatan pada Selasa pagi.

Kedatangan kapal perang AS tanpa otorisasi China sebelumnya di dekat pulau-pulau tersebut, yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya, adalah “pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan keamanan China,” kata juru bicara militer negara itu Tian Junli.

Langkah itu adalah bukti lebih lanjut bahwa Washington bekerja menuju “militerisasi Laut China Selatan,” kata Tian, ​​seraya menambahkan bahwa AS adalah “provokator yang menentang perdamaian” di wilayah tersebut.

Juru bicara tersebut menegaskan kembali komitmen militer China untuk melindungi kedaulatan negara dan menegakkan stabilitas di Laut China Selatan.

Armada ke-7 Angkatan Laut AS telah menolak tuduhan China sebagai “salah”, bersikeras bahwa USS Chancellorsville telah melakukan operasi kebebasan navigasi (FONOP) di wilayah tersebut, sejalan dengan hukum internasional.

AS menantang klaim maritim yang berlebihan di seluruh dunia terlepas dari identitas penggugat,” katanya.

Nansha, dikenal juga sebagai Spratly, adalah kepulauan yang luas, yang sebagian diklaim oleh China, Vietnam, Taiwan, Malaysia, Brunei, dan Filipina.

Beijing, Taipei dan Hanoi bersikeras kapal militer asing harus mendapat izin atau mengirimkan pemberitahuan terlebih dahulu sebelum berlayar melalui daerah tersebut.

Washington percaya bahwa tuntutan ini “melanggar hukum” dan menimbulkan “ancaman serius terhadap kebebasan laut, termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan [dan] perdagangan bebas” di Laut Cina Selatan, yang dilalui berbagai rute perdagangan.

Kapal perusak Amerika USS Benfold juga telah berlayar di dekat Kepulauan Nansha pada bulan Juli, dengan Beijing memprotes keras tindakan tersebut.

Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:

RT/Waratkum News
Penulis : Tan David Panama
Editor. :Agus Setianto

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *