Jika seseorang ingin memberi gelar pada kampanye Iran di Piala Dunia FIFA Rusia 2018, bisa dibilang ‘begitu dekat namun begitu jauh’ akan meringkasnya. Sekarang, empat tahun kemudian, Tim Melli mencari cara untuk mengembalikan formula yang membawa mereka hanya beberapa inci dari membuat sejarah.
Di Rusia, Iran meraih empat poin dari grup yang sebelumnya dianggap mustahil, tergabung bersama sang juara dunia 2010 Spanyol dan Portugal yang dipimpin Cristiano Ronaldo.
Gol defleksi yang cukup beruntung dari Diego Costa serta gol indah Ricardo Quaresma dari jarak jauh berakhir menjadi dua gol yang harus pasukan Carlos Queiroz terima dalam tiga pertandingan mereka.
Namun, kemenangan di laga pembuka 1-0 melawan Maroko dan satu poin yang didapat kala melawan negara asal sang pelatih yaitu Portugal tidak cukup bagi Queiroz untuk menciptakan sejarah bagi Iran saat mereka hanya mampu finis ketiga.
Hanya dua bulan sebelum kick-off di Doha, Queiroz kembali untuk mengurus urusan yang belum selesai di Iran dan menargetkan dapat melaju ke babak 16 besar yang bersejarah setelah lima upaya gagal mencapai target tersebut. Ada perasaan deja vu yang pasti, dengan Iran berada di Grup B untuk kedua kalinya berturut-turut, berpartisipasi di Piala Dunia FIFA di bawah manajer yang sama untuk edisi ketiga berturut-turut dan menghadapi pertandingan ulang melawan AS yang akan menambah rasa nostalgia bagi mereka yang cukup tua untuk mengingat pertemuan pertama antara kedua belah pihak di Prancis 1998.
Video is currently unavailable
Jadwal Iran di Grup B
21 November
Inggris vs Iran (16:00 waktu lokal, Stadion Khalifa Internasional)
25 November
Wales vs Iran (13:00 waktu lokal, Stadion Ahmad bin Ali)
29 November
Iran vs AS (22:00 waktu lokal, Stadion Al Thumama)
Pendekatan dan Taktik Queiroz
Ahli taktik asal Portugal yang berpengalaman ini kembali ke Tim Melli setelah tujuh tahun menukangi Iran di awal dengan gaya permainannya yang dapat diringkas dalam satu kata: ‘solid’.
Dalam 16 pertandingan yang dimainkan di empat turnamen besar internasional, tim asuhan Queiroz itu mencatatkan total sepuluh clean sheet yang mengesankan dan hanya kebobolan sepuluh gol di waktu reguler, enam di antaranya terjadi dengan cara yang tidak seperti biasanya melawan Bosnia dan Herzegovina (1-3) di Piala Dunia 2014 Brasil serta kalah dari Jepang (0-3) di Piala Asia AFC UEA 2019.
Sepanjang karirnya bersama Iran, Queiroz sering mengatur timnya dalam sistem yang berfluktuasi antara 4-3-3 dan 4-5-1, dengan dua pemain sering membentuk poros ganda di depan garis belakang dengan cukup datar dan lebar lapangan yang disediakan untuk dua pemain, peran yang kemungkinan akan dimainkan oleh Alireza Jahanbakhsh dan Mehdi Taremi.
Pemain Kunci : Sardar Azmoun
Tujuh tahun lalu di Australia, Queiroz memasukkan Azmoun dari bangku cadangan di 15 menit tersisa dalam pertandingan penyisihan grup Piala Asia AFC melawan Bahrain, menggantikan Reza Goochannejhad. Di pertandingan berikutnya, Azmoun ditunjuk sebagai starter, mencetak salah satu gol turnamen setelah kontrol yang indah kala melawan Qatar. Sejak saat itu, Azmoun tidak pernah menoleh ke belakang.
Sejak itu, penyerang Bayer Leverkusen ini memulai masing-masing dari 12 pertandingan turnamen besar yang diikuti Iran di bawah Queiroz, bermain setidaknya 80 menit di semua laga kecuali dua di antaranya. Di Rusia 2018, Azmoun tidak mencetak gol, tetapi pencetak gol terbanyak negaranya itu akan berpeluang untuk memecahkan rekor Piala Dunianya di Qatar.
Pemain Sorotan : Ali Gholizadeh
Sementara trio penyerang Azmoun, Taremi dan Jahanbakhsh siap untuk memulai pada 21 November, prospek paling menarik di kubu Iran adalah pemain sayap Hull City, Allahyar Sayyadmanesh. Sayangnya, cedera yang diderita pada pertengahan Agustus lalu bisa membuat pemain muda itu absen hingga usai Piala Dunia.
Masuk sebagai pemain pengganti yaitu Gholizadeh, lima tahun lebih tua dari Sayyadmanesh, tetapi masih mungkin menjadi salah satu anggota muda dari tim Queiroz yang cukup berpengalaman. Mampu bermain di depan tiga atau di belakang striker, Gholizadeh telah menjadi roda penggerak utama bagi klub Belgia Charleroi, membuat lebih dari 120 penampilan untuk klub sejak bergabung dari Saipa di negara asalnya Iran pada tahun 2018.
Sejarah Iran di Piala Dunia
Qatar 2022 menandai turnamen Piala Dunia FIFA keenam Iran dan yang ketiga secara berturut-turut. Ini merupakan pertama kali bagi mereka mencatatkan penampilan berturut-turut seperti ini di Piala Dunia.
Melakukan debut mereka di Argentina 1978, Tim Melli menunggu hingga dua dekade untuk mengulangi prestasi itu, mendapatkan kemenangan pertama mereka dalam kompetisi terbesar ini di Prancis pada tahun 1998 dengan kemenangan 2-1 yang terkenal atas Amerika Serikat.
Sejak itu, keikut sertaan mereka di Jerman 2006, Brasil 2014 dan Rusia 2018 terus mengikuti, tetapi satu-satunya kemenangan mereka – setidaknya sampai saat ini – datang kala melawan Maroko empat tahun lalu. Queiroz dan para pemainnya sekarang memiliki harapan besar untuk menambah jumlah gol itu di Qatar
M Rizki S/wartakumnews.co.id