Wajah Baru Brazil Berusaha Kembali Bersinar

Pemimpin klasemen FIFA/Coca-ColaRanking, Brasil, akan melakukan banyak perubahan susunan pemain menghadapi Piala Dunia FIFA 2022 Qatar. Mereka mengganti lebih dari setengah skuad yang kalah dari Belgia pada babak delapan besar di Rusia, empat tahun lalu.

Selain pergantian pemain, pergeseran pola pikir juga terjadi dalam tubuh Seleção. Ini tim yang lebih berani memanfaatkan bakat dan kemampuan sekelompok anak muda luar biasa yang meninggalkan Brasil ketika masih belia, dan telah memantapkan status mereka di beberapa klub besar Eropa.

Mereka di antaranya Vinicius Junior, Antony, Raphinha, dan Rodrygo. Sebagian besar para pemain itu masih berusia remaja pada 2018, ketika mereka baru memulai karier. Kini, mereka siap membantu mengurangi beban Neymar untuk menciptakan kreativitas serangan.

“Seleção pada masa lalu menunjukkan hasil dan kesolidan yang bagus, tetapi kami tidak memiliki kegigihan dan kreativitas yang dimiliki oleh para pemain ini,” kata pelatih kepala Tite, yang sedikit terlambat melakukan regenerasi tim. Dengan banyak pemain berbakat yang dimilikinya, Tite memiliki tugas sulit untuk memutuskan siapa yang bakal dibawa ke Piala Dunia dan siapa yang akan ditinggalkan.

Brasil baru saja menjalani kualifikasi terbaik pada zona Amerika Selatan dengan 14 kemenangan, tiga imbang, dan tanpa kekalahan, serta mencetak total 40 gol dan hanya kebobolan lima. Target mereka sekarang adalah meraih hasil terbaik di Qatar.

Jadwal Brasil di Grup G
24 November
Brasil-Serbia (22:00 waktu setempat, Stadium Lusail

28 November
Brasil-Swiss (19:00 waktu setempat, Stadium 974)

2 Desember
Kamerun-Brasil (22:00 waktu setempat, Stadium Lusail

Taktik dan Pendekatan Tite
Tite merupakan pelatih pertama yang memimpin Seleção pada dua Piala Dunia berturut-turut sejak Maria Zagallo melatih Brasil pada Meksiko 1970 dan Jerman 1974. Tele Santana memang memimpin Brasil pada Spanyol 1982 dan Meksiko 1986, tetapi dia sempat meninggalkan kursi pelatih Brasil pada periode tertentu di antara dua penyelenggaraan tersebut. Fakta tersebut menunjukkan kredibilitas sosok berusia 61 tahun itu. Kredibilitas yang sebagian besar telah ia bangun sejak masa jabatannya di Corinthians, yang berkompetisi di negara di mana pelatih asing menjadi semakin umum di level klub.

Tite telah menunjukkan kredibilitasnya. Meski melakoni kekalahan menyakitkan dari Belgia pada perempat final di Rusia 2018 dan Argentina pada final Copa America 2021, ia juga memimpin Brasil melalui periode luar biasa. Tite mengantar timnya meraih 58 kemenangan dalam 76 pertandingan, sedangkan 18 pertandingan sisanya berakhir dengan lima kekalahan dan 13 seri.

Selama sepuluh tahun terakhir, ia secara bertahap memperluas taktik dan telah mendapatkan hormat dari pemain senior dan pemain muda di ruang ganti Brasil. Seleção telah menggunakan berbagai formasi sejak 2018, yang terbaru dalam pertandingan persahabatan terakhir mereka melawan Ghana. Ketika itu, formasi 4-3-3 saat tidak menguasai bola, berubah menjadi 3-2-5 saat menguasai bola, untuk mengakomodasi daya serang yang mengesankan.

Sistem itu bukan aturan utama. Sebab ada kecenderungan Brasil akan menggunakan skema empat pemain di pertahanan, dua gelandang bertahan, serta Neymar yang mendapatkan kebebasan di tengah lapangan. Ia bekerja sama dengan dua pemain sayap dan penyerang tengah.

Saat menguasai bola, kemungkinan besar salah satu full-back akan naik membantu serangan dan bertindak sebagai playmaker untuk membantu mendistribusikan bola, dengan kedua sayap tetap melebar untuk membuka serangan.

Brasil cenderung memilih bermain bertahan, mengandalkan kontrol bola, kemampuan, dan kecepatan para pemain mereka untuk mengalahkan lawan.

Pemain Kunci: Neymar

Meskipun banyak yang telah berubah dalam kehidupannya sejak membuat debut internasional pada 2011, Neymar tetap menjadi sosok pemain yang sangat tidak terduga dan memikul jutaan harapan di pundaknya.

Pemain berusia 30 tahun itu memasuki fase di mana dia mulai merenungkan legasi dan masa depannya sebagai pemain Brasil. Di antaranya mencapai dua ambisi besar: memenangi Piala Dunia dan dinobatkan sebagai pemain terbaik di dunia. Qatar 2022 dapat menjadi kesempatan sempurna untuk mewujudkan dua ambisi tersebut.

Neymar telah memenangi hampir semua piala yang dapat dia menangkan dan sekarang memiliki lebih banyak dukungan daripada sebelumnya untuk meraih satu trofi yang benar-benar dia dambakan. Tidak hanya memiliki kemampuan mencetak banyak gol dan bakat alami, ia juga mampu menghibur para penggemar dengan permainan visioner, sentuhan luar biasa, dan berlari menusuk ke dalam kotak penalti lawan.

Pemain Sorotan: Vinicius Junior
Meskipun kerap membuat para penggemar Santiago Bernabeu berdecak kagum, Vinicius tidak memiliki jaminan menjadi starter di tim Brasil yang dipenuhi pemain berbakat. Alasan utamanya, upaya Tite membangun susunan pemain yang memiliki kemampuan menyerang sekaligus seimbang.

Namun, dengan berlalunya waktu dan upaya terus menunjukkan kemampuan, Vini Jr akan meneguhkan peran pentingnya di tim nasional. Apakah ia tampil sebagai starter atau dari bangku cadangan, Seleção tahu bahwa pemain berusia 22 tahun itu dapat menjadi penentu kemenangan dengan kemampuan cepatnya membongkar pertahanan lawan.

Sejarah Brasil di Piala Dunia
Brasil gagal mencapai final sejak meraih gelar kelima pada Korea/Jepang 2002 sehingga memberikan kesempatan bagi Jerman dan Italia untuk memangkas jarak dengan mereka sejak saat itu. Namun, Seleção masih menjadi tim tersukses dalam sejarah Piala Dunia.

Mereka juga telah mencapai perempat final di setiap gelaran final dunia sejak Amerika Serikat 1994.

M Rizki S/wartakumnews.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *