Piala Dunia FIFA Qatar 2022™ dimulai pada 20 November
Prancis akan menghadapi Australia dalam pertandingan pembuka Grup D pada 22 November
Dapatkah sang juara bertahan mempertahankan mahkota mereka?
Dinobatkan sebagai juara dunia di Rusia 2018, Prancis memiliki tantangan besar di tangan mereka: melakukan apa yang belum pernah diperbuat tim lain dalam 60 tahun terakhir dan mempertahankan trofi Piala Dunia FIFA.
Sejak Brasil memenangkan gelar berturut-turut pada tahun 1958 dan 1962, juara bertahan selalu kalah pada turnamen berikutnya. “Kami memiliki tugas besar di depan kami,” kata Guy Stephan, asisten pelatih Didier Deschamps, menyimpulkan skala pekerjaan yang mereka hadapi. Seperti yang dikatakan Benjamin Pavard kepada FIFA+, Prancis adalah tim yang ingin dikalahkan semua orang.
Namun talenta yang mereka miliki di setiap departemen membuat segala sesuatu tampaknya mungkin untuk wujud terbaru dari Les Bleus. Dipimpin oleh kapten mereka Hugo Lloris, yang bisa menjadi pemain dengan penampilan terbanyak sepanjang masa untuk negaranya di Qatar, Prancis dapat mengandalkan beberapa pemain terbaik dunia, di antaranya Karim Benzema, Kylian Mbappe, N’Golo Kante, Antoine Griezmann, dan Ousmane Dembele.
Selain bintang-bintang mapan, Prancis juga memiliki pasokan talenta muda yang sepertinya tidak ada habisnya, di antaranya Aurelien Tchouameni (Real Madrid), Christopher Nkunku (RB Leipzig), Randal Kolo Muani (Eintracht Frankfurt), William Saliba (Arsenal), dan Jules Kounde (Barcelona).
Kelimanya bisa masuk dalam skuad 26 pemain yang akan diumumkan oleh Didier Deschamps pada 9 November. Menjuarai Grup D tampaknya berada dalam jangkauan Les Tricolores. Tunisia relatif tidak berpengalaman pada level ini, dengan hanya lima penampilan di Piala Dunia sebelum Qatar 2022, dibandingkan dengan Les Bleus yang sudah mentas 15 kali.
Adapun Australia, Prancis memiliki kenangan indah menghadapi mereka di Rusia 2018, menang 2-1 dalam pertandingan pembuka di fase grup. Denmark seharusnya memberikan ujian terberat, setelah menjadi tim batu sandungan baru untuk Prancis.
Tanpa kemenangan melawan Denmark dalam tujuh tahun, Les Bleus kalah dua kali dari mereka di UEFA Nations League tahun ini, pada Juni dan September.
Jadwal Prancis di Grup D
22 November Prancis vs Australia, 22:00 waktu setempat, Stadion Al Janoub
26 November Prancis vs Denmark, 19:00 waktu setempat, Stadion 974 Doha
30 November Tunisia vs Prancis, 18:00 waktu setempat, Stadion Education City, Doha
Taktik dan Pendekatan Deschamps
Diangkat sebagai pelatih sepuluh tahun lalu, Didier Deschamps sosok yang amat pragmatis. Seperti yang dia katakan dalam banyak kesempatan, dia tidak memiliki sistem yang kaku dan lebih memilih untuk beradaptasi dengan atribut para pemainnya. “Setiap sistem bagus,” katanya kepada FIFA+. “Yang penting adalah bagaimana Anda menggunakannya.”
“Didier suka melihat banyak intensitas dalam pertandingan,” jelas Stephan. “Dia bukan pelatih yang menginginkan penguasaan bola demi penguasaan bola. Dia juga ingin ada hubungan langsung dengan serangan, jadi transisi itu penting.” Pelatih Les Bleus ini juga menyukai bek sayapnya maju. Tendangan menakjubkan Benjamin Pavard melawan Argentina di Rusia 2018 adalah contoh sempurna dari itu.
Sebagai mantan gelandang, Deschamps memiliki banyak hal untuk direnungkan di bagian penting lapangan menjelang Qatar 2022. Paul Pogba, yang berperan esensial dalam kejayaan di Rusia 2018, sepertinya tak bisa menempuh perjalanan ke Qatar karena cedera lutut. Sementara Kante menderita serangkaian cedera sejak malam kejayaan Prancis yang tak terlupakan di Moskow, empat tahun lalu.
Sementara kesuksesan juara dunia dua kali ini di Rusia didasarkan pada sistem 4-2-3-1, Deschamps kemungkinan akan memulai 2022 dengan formasi 3-4-3, yang menampilkan Griezmann, Mbappe, dan Benzema di lini serang. Jika tiga pemain depan tajam dan bos Prancis itu bisa membuat keseimbangan yang tepat di lini tengah, hasilnya bisa menggetarkan.
Pemain Kunci: Karim Benzema
Penyerang Real Madrid itu memiliki musim 2021/22 untuk dikenang dan sebagai hasilnya dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Pria UEFA. Bersama Mbappe, dia akan menjadi pemain utama Prancis di Qatar. Sejak melanjutkan karier internasionalnya di EURO 2020, setelah absen selama lima setengah tahun, mantan striker Lyon itu telah mencetak 10 gol dalam 16 penampilan internasional. Benzema telah menunjukkan betapa dia merupakan sosok pemenang pertandingan.
Saat ia mendekati ulang tahunnya yang ke-35, KB9 tidak pernah dalam bentuk yang lebih baik dibandingkan sekarang. “Dia pemain kelas dunia,” kata Kounde. “Dia punya semuanya, tidak banyak yang tidak bisa dia lakukan dan dia sosok vital dari seluruh permainan kami. Dia orang yang sangat positif untuk berada di sekitar kita dan dia juga seorang pemimpin alami.”
“Karim adalah pemain nomor 9 terbaik di dunia saat ini,” kata Pavard. ” Dia menunjukkan kemampuannya setiap kali dia bermain untuk Prancis dan dia mengangkat kami.”
“Piala Dunia ini adalah turnamen yang sangat penting baginya,” komentar Deschamps. “Tahun-tahun berlalu, dan meski apa pun bisa terjadi, ini mungkin akan menjadi Piala Dunia terakhirnya.”
Benzema membuat awal yang cepat pada putaran final Piala Dunia terakhirnya, Brasil 2014, mencetak dua gol dalam kemenangan 3-0 atas Honduras pada pertandingan pembuka Prancis. Dia mengakhiri turnamen dengan tiga gol dalam lima pertandingan. Delapan tahun kemudian, dapatkah dia membuat dampak di Qatar 2022?
Video is currently unavailable
Pemain Sorotan: Aurelien Tchouameni
Gelandang Bleus yang impresif itu berganti klub dari Monaco ke juara bertahan Eropa, Real Madrid, pada musim panas ini. Dibeli untuk mengisi posisi yang lowong oleh kepindahan Casemiro ke Manchester United, Tchouameni sekarang berbaris di starting XI bersama Luka Modric dan Toni Kroos.
Dengan kemungkinan absennya Pogba, serta Kante dan Adrien Rabiot yang juga memiliki masalah cedera akhir-akhir ini, mantan pemain Bordeaux itu bisa menjadi salah satu pemain kunci Deschamps di Qatar 2022.
“Dia selalu memiliki sesuatu untuk ditawarkan dalam situasi pertandingan apa pun,” kata Deschamps. “Dia benar-benar mendengarkan, dia terorganisasi, dan dia memikirkan sepak bolanya. Meskipun dia bukan tipe pemain yang persis sama, Pogba memiliki semua itu pada usia yang sama. Aurelien pemain yang lengkap, baik secara fisik maupun mental, dan memiliki apa yang diperlukan untuk tetap berada di puncak.” Meski baru berusia 22 tahun, Tchouameni sudah mengoleksi 14 caps atas namanya dan tampaknya akan terus bermain untuk waktu yang lama.
Sejarah Piala Dunia Prancis
Les Bleus memiliki beberapa titik tertinggi yang signifikan saat abad ke-20 hampir berakhir, bercampur dengan titik terendah yang aneh. Tim yang mengasyikkan pada era 1980-an itu mencapai dua semifinal berturut-turut, di Spanyol 1982 dan Meksiko 1986. Kemudian mereka absen di Italia 1990 dan Amerika Serikat 1994, diikuti oleh kejayaan tahun 1998, dengan trofi yang dimenangkan di rumah sendiri, memicu perayaan nasional yang meriah.
Ada pasang surut serupa sejak pergantian milenium. Setelah tersingkir di penyisihan grup Korea/Jepang 2002, datang kekecewaan besar dari kekalahan pada partai final kontra Italia di Jerman 2006, pertandingan yang akan selamanya diingat karena sundulan Zinedine Zidane. Empat tahun kemudian, masalah internal melemahkan Prancis di Afrika Selatan dan menyebabkan mereka terpecah belah hingga tersingkir di babak pertama.
Kedatangan Deschamps di ruang ganti menandai perubahan nasib. Pertama, ada perjalanan bagus di Brasil 2014 dan kemudian gelar juara dunia kedua di Rusia 2018. Hal menarik dari kiprah yang tak terlupakan itu adalah kemenangan mendebarkan 4-3 atas Argentina asuhan Jorge Sampaoli pada babak 16 besar. Kemudian, kemenangan luar biasa 4-2 atas Kroasia polesan Zlatko Dalic pada partai puncak.
M Rizki S/wartakumnews.co.id